Pada saat itu saya mempunyai teman akrab yang bernama Marwin. Saya dan dia sama–sama sekolah di sekolah yang sama, hanya berbeda kelas, dia di kelas II-E, sedangkan saya di kelas II-F, tetapi kami berteman. Marwin adalah seorang anak yang berkecukupan dan bisa dibilang kaya.
Marwin mempunyai dua rumah, rumah yang satu dipakai oleh kedua orang tuanya,sedangkan rumah yang satunya lagi oleh orang tuanya dikontrakkan ataupun dikoskan kepada para pegawai atau mahasiswa, dan kebetulan sekali Marwin diam di rumah yang dikontrakkan tadi. Dengan alasan biar tidak susah dan jauh dari sekolah dan ingin belajar hidup sendiri, maka Marwin diperbolehkan tinggal di rumah yang satunya itu.
Memang kebutuhan hidup Marwin selalu dipenuhi oleh orang tuanya, dimana kedua orang tuanya bekerja dan Marwin mempunyai adik 2 orang, tetapi masih kecil–kecil. Di rumah Marwin yang dikoskan tersebut, dari sekian banyak orang yang tinggal, ada seorang wanita yang bernama Syifa. BandarQ Online
Sebut saja Mbak Syifa, Mbak Syifa tersebut mempunyai bentuk tubuh yang aduhai, dengan ciri-ciri dia mempunyai tinggi sekitar 160 cm dengan badan ideal dan wajah imut–imut, kulit putih, pokoknya cantik dan rambut hitam panjang sebahu. Mbak Syifa tersebut sudah keluar sekolah SMA telah 2 tahun dan pada waktu itu Mbak Syifa bekerja di perusahaan swasta yang masuk kerjanya selalu kebagian masuk siang atau biasa disebut shift dua.
Marwin dan saya sendiri suka pulang sekolah siang hari, kira–kira pukul 13:00 siang, karena saya sekolah pagi.
Setiap pulang sekolah Marwin selalu pulang ke rumah yang ada di rumah hanyalah tersisa Mbak Syifa saja, sebab yang lainnya bekerja berangkat pagi dan baru pulang sore hari. Setiap sehabis pulang sekolah, Marwin sering sekali dan bahkan hampir tiap hari mengintip Mbak Syifa yang sedang mandi untuk pergi ke kantor.
Kamar mandi di rumah Marwin hanya satu, dan Marwin tidur di kamar atas, sedangkan kamar mandi tersebut ada celah yang menembus dari atas. Kata si Marwin biar cahaya matahari masuk ke kamar mandi untuk mengirit uang. Marwin mengintip Mbak Syifa yang imut–imut dan berbody mulus itu. Mbak Syifa pun mempunyai payudara yang tidak kalah dari model–model majalah top Idonesia dan mempunyai bulu–bulu yang seksi di sekitar alat kelaminnya.
Pada saat mandi Mbak Syifa sering sekali selalu seperti meraba–raba payudaranya sendiri, dan tidak jarang juga Mbak Syifa suka seperti menggosok–gosokkan tangannya ke alat kelaminnya. Pernah juga Mbak Syifa sepertinya memasukkan tangannya sendiri ke dalam alat kelaminnya atau goa hiro-nya itu dengan mendesah seperti kesakitan dan kenikmatan, “Eeh.. ehh.. uuhh.. uuhh.. iihh.. ahh..”
Karena Marwin sering sekali mengintip Mbak Syifa mandi pada siang hari untuk pergi ke kantor, Marwin menjadi terobsesi untuk menyetubuhi Mbak Syifa.
Marwin pun setelah mengintip Mbak Syifa mandi, dia sering sekali langsung melakukan kocokan terhadap alat kelaminnya (fap - fap), karena Marwin terangsang oleh bentuk tubuh sensual milik Mbak Syifa.
Karena Marwin sering melakukan hal tersebut, akhirnya Marwin pun meminta foto-nya Mbak Syifa dengan alasan buat kenang–kenangan.
Mbak Syifa pun memberikannya tanpa curiga sedikit pun. Rasa nafsu birahinya Marwin pun semakin meningkat, sebab Marwin melakukan onani terhadap alat kelaminnya sambil memandangi foto Mbak Syifa.
Hampir tiap hari Marwin setelah pulang sekolah selalu melakukan aktifitasnya seperti itu.
Hubungan Marwin dan Mbak Syifa memang dekat, karena Mbak Syifa pun kepada Marwin sudah menganggap seperti adik sendiri, sedangkan Marwin ingin sekali menjadi pacar Mbak Syifa, apalagi berhubungan badan dengannya, itulah impian Marwin.
Mbak Syifa memang selalu hobby nonton film yang semi porno, seperti film remaja barat.
Tidak jarang juga menonton bersama Marwin di ruang tengah tamu. Bila ada film baru, Marwin selalu membawa teman–teman kami, khususnya cowok dan kalau cewek sulit diajaknya, bahkan banyak yang bilang film yang kami tonton itu jorok.
Hingga suatu hari, Mbak Syifa kebetulan libur dan Marwin setelah habis pulang sekolah langsung bertanya kepada Mbak Syifa, “Mbak kok belum mandi..? Enggak masuk kantor yah Mbak..?”
Dengan nada semangat Mbak Syifa pun menjawab, “Enggak win, kan Mbak hari ini libur Marwin..”
Pada waktu itu munculah ide gila dibenak Marwin.
Marwin langsung pergi ke sebuah rental VCD yang letaknya tidak jauh dari rumah Marwin. Waktu itu Marwin sangat beruntung, Marwin mendapatkan kaset vCD tersebut, dan film yang dipinjam Marwin bukanlah film cerita tentang kehidupan remaja yang selalu dipinjam dan ditonton oleh kami.
Film yang dipinjam Marwin pada waktu itu film luar yang memang sebuah film yang bukanlah film semi, melainkan film vulgar atau blue film ataupun bisa dibilang film porno.
Setelah dari tempat penyewaan VCD, Marwin segera pulang dengan perasaan sudah tidak sabar ingin menonton film tersebut bersama–sama Mbak Syifa.
Sesudah sampai, Mbak Syifa bertanya pada Marwin, “Marwin habis dari mana, kok kayaknya cape ..?”
Marwin langsung menjawab dengan nafas kelelahan, “Ohh.. oh.., i.. ini Mbak, habis pinjam film, Mbak mau nonton enggak..?” dengan hati yang berharap supaya Mbak Syifa pun ikut menonton. JaguarQQ
Dan Mbak Syifa pun menjawab, “Emangnya film apaan tuh Win..?”
“Oh.., ini filmnya pasti deh okey, Mbak pokoknya pasti ingin nonton deh..!”
Mbak Syifa pun akhirnya ingin tau juga apa film tersebut, “Oke deh, tapi Mbak Syifa beres–beres dulu yach ..!”
“Iyah deh Mbak, Marwin tunggu di atas..”
Memang di kamar Mbak Syifa tidak ada TV dan kebetulan di kamar Marwin ada TV.
Setelah menonton Mbak Syifa sangat terkejut melihat film tersebut.
“Win kok ini film-nya fulgar amat, dan Kamu harusnya enggak nonton yang ginian Win..?”
“Ah Embak.., kan Marwin udah gede Mbak, masa harus nonton film Doraemon melulu, bosankan Mbak.. lagian biar tidak jenuh.”
Mbak Syifa pada waktu itu terlihat dirinya terangsang oleh adegan–adegan yang diperagakan di film tersebut, terlihat Mbak Syifa saat menonton duduknya tidak mau diam dan sekali-kali Mbak Syifa pun sepertinya menelan air ludahnya. Marwin pun pada waktu itu sudah pasti batang kejantanannya sudah menegang, yang rasanya ingin juga melakukan adegan–adegan seperti di film tersebut, karena sang putri sebagai lawan mainnya sudah di depan mata dia.
Tapi setelah film kedua selesai, Mbak Syifa langsung meminta ijin untuk pergi ke kamar tidurnya dan Marwin pun membereskan kaset VCD tersebut. Tidak lama kemudian Mbak Syifa masuk ke kamar mandi, tetapi Marwin pada saat itu tidak ingin lagi mengintip Mbak Syifa, melainkan ingin sekali melakukan hubungan tubuh bersama Mbak Syifa.
Marwin sambil menunggu Mbak Syifa keluar dari kamar mandi, berpura-pura menonton TV di tengah rumah tersebut. Tidak lama kemudian terlihatlah Mbak Syifa keluar dari kamar mandi yang hanya memakai handuk saja sehingga pada saat itu Marwin pun semakin terangsang ingin sekali langsung menerkam Mbak Syifa.
Mbak Syifa pun sambil jalan menuju ke kamar tidurnya bertanya kepada Marwin, “Marwin Kamu mau mandi juga..?”
Marwin langsung menjawab, “Ah enggak Mbak..!”
Tidak lama kemudian Mbak Syifa masuk kamar, dan Marwin pada saat itu langsung saja secara diam–diam ingin mengintip Mbak Syifa. Hari itu adalah suatu keberuntungan bagi Marwin, karena ternyata pintu kamar Mbak Syifa tidak ditutup rapat. Pada waktu itu Marwin yang tidak berpikir panjang langsung saja masuk ke dalam kamar Mbak Syifa dan langsung menutup pintu Mbak Syifa dan menguncinya. Mbak Syifa sangat terkejut karena pada saat itu Mbak Syifa sedang memakai CD-nya yang baru sampai ke pahanya.
“Marwin.., Kamu apa–apaan Marwin..? Kamu berani kurang ajar ..?” kata Mbak Syifa terkejut.
Tanpa dihiraukannya omongan Mbak Syifa, Marwin langsung menerkam Mbak Syifa bagaikan harimau menerkam rusa.
Langsung saja Mbak Syifa berontak dan marah. Marwin mendorong Mbak Syifa ke kasur tidur dan langsung menutup mulut Mbak Syifa agar bungkam seribu kata.
Marwin pada saat itu memang sudah kemasukan setan, Marwin langsung menyiumi bibir Mbak Syifa sampai dengan payudara Mbak Syifa sambil memegang kedua tangan Mbak Syifa. Posisi mereka pada saat itu Marwin di atas badan Mbak Syifa yang hanya memakai CD sampai dengan pahanya. Mbak Syifa pun berontak, sehingga Marwin menyiumi bibir Mbak Syifa tersebut merasa sulit. Setelah itu, Marwin menyiumi bibir, leher dan sampai payudara Mbak Syifa. Setelah ada 10 menit dengan gigitan kecil, akhirnya Mbak Syifa sepertinya sudah pasrah akan tindakan Marwin tersebut.
Karena terlihat di wajah Mbak Syifa sudah pasrah dan tidak berontak lagi sambil meneteskan air mata, akhirnya Marwin melepaskan bajunya dan celananya hingga Marwin tidak memakai sehelai kain apa pun. Marwin langsung saja melepaskan CD yang akan dipakai oleh Mbak Syifa yang hanya sampai di pahanya.
Secara sepontan Marwin memegang kedua kaki Mbak Syifa dan langsung menariknya sehingga alat kelamin Mbak Syifa sudah di ujung pintu kenikmatan.
Tanpa basa–basi Marwin memasukkan batang kejantanannya yang sudah menegang dari tadi dengan bantuan tangannya, tetapi anehnya batang kejantanan Marwin sulit sekali dimasukkan ke dalam liang keperawanan Mbak Syifa, sehingga Marwin berusaha secara paksa.
Akhirnya Marwin dapat menembus tembok sempit liang kewanitaan Mbak Syifa, sehingga Mbak Syifa langsung menjerit kesakitan, “Ahh.. ahh.. aawww..” karena pada saat itu kesucian Mbak Syifa sudah hilang oleh batang kejantanannya Marwin.
Karena mendengar Mbak Syifa menjerit, nafsu birahinya Marwin semakin bertambah. Marwin terus mengayun batang keperkasaannya ke depan, mundur-depan-mundur untuk menuju gerbang kenikmatan yang diharapkan Marwin pada klimaksnya berhubungan seks.
Sekitar 15 menit kemudian, Mbak Syifa merasakan liang senggamanya sudah lecet, sehingga Mbak Syifa ingin sekali melepaskan batang kejantanan Marwin dari liang kewanitaannya.
Tetapi Marwin tidak melepaskannya, malahan menarik paha Mbak Syifa agar tetap pada keadaannya. Hal ini mengakibatkan Mbak Syifa terlihat lemas sekali dan tidak lagi berontak, karena memang sudah benar-benar lelah di 20 menit terakhir setelah perlakuan tidak senonoh yang dilakukan Marwin terhadapnya. Tidak lama kemudian, batang kejantanan Marwin pun terasa hangat, lecet, dan akhirnya terasa deyutan–deyutan seperti ingin mengeluarkan cairan. Dan akhirnya cairan Marwin pun menyempot ke dalam liang senggama milik Mbak Syifa.
Karena Marwin melihat Mbak Syifa sudah lemas, Marwin pun segera mengambil tindakan langsung menggenjot kembali batang kemaluannya ke dalam dan keluar liang senggama Mbak Syifa secara cepat. Dari mulai sempit hingga terasa liang senggama Mbak Syifa semakin lebar.
Memang kali ini tidak menyempit lagi, jalannya batang kemaluan Marwin tidak terhimpit lagi dan terasa saat itu pula terlihat adanya cairan yang dikeluarkan dari liang senggama Mbak Syifa. Pemandangan ini membuat Marwin bertambah semangat.
Mbak Syifa pada saat kelelahan hanya bisa mengucapkan, “Ahh.. ahh.. iih.. uuhh.. aaw.. uuh.. iihh.. eehh..” saja.
Dan Marwin tidak berkata apa–apa karena terlalu nikmatnya perasaan yang dapat Marwin rasakan saat itu.
Hingga ada 1 jam berlanjut, Marwin akhirnya melepaskan batang kejantanannya dari dalam liang kewanitaan Mbak Syifa.
Terlihat cairan mani yang bercampur antara yang dikeluarkan oleh batang keperkasaan Marwin dengan air mani yang dikeluarkan oleh Mbak Syifa.
Mbak Syifa hanya tergeletak setelah Marwin tidak lagi menggagahinya.
Mbak Syifa terhempas ke dalam penderitaan birahi dengan tubuh tidak tutupi apa–apa dan matanya sayu meneteskan air mata.
Marwin karena kelelahan juga tergeletak di samping Mbak Syifa dan menikmati keberhasilan dirinya yang telah mencapai kenikmatan dalam berhubungan badan yang selalu diinginkannya.
Setelah beberapa lama, Marwin dan Mbak Syifa tergeletak di kasur. Marwin segera bangun dan langsung menerkam Mbak Syifa kedua kalinya dengan memeras payudara Mbak Syifa,
“Ahh.. ahh.. Win jangan.. diterusin Win.. jangann...!”
Marwin tidak menghiraukan ucapan Mbak Syifa tetapi justru langsung Marwin meraba–raba dan sekali - kali memasukkan tangannya ke dalam liang kewanitaan Mbak Syifa. Mbak Syifa menjerit kesakitan karena liang senggamanya seperti dirobek–robek oleh tangan nakal Marwin.
“Aaawww.. awww.. iihh.. uuhh.. aauuw..!”
Seteleh itu keluarlah cairan yang hangat dari liang senggama Mbak Syifa. Marwin langsung menjilati cairan tersebut dari liang kewanitaan yang sudah banjir milik Mbak Syifa. Mbak Syifa pun anehnya tidak kesakitan, tetapi justru kegelian.
“Win.. aduh.. geli.. Win.. geli.. Win..!”
Karena batang keperkasaan Marwin masih sangat tegang tetapi Marwin juga melihat Mbak Syifa sudah benar–benar kelelahan. Akibatnya, Marwin langsung mengocok (mengonani) batang kejantanannya dengan tangannya dengan frekuensi yang sangat cepat, sehingga Marwin ingin mengeluarkan air maninya.
Tanpa memberi aba-aba, Marwin langsung menyodorkan kemaluannya tepat di mulut Mbak Syifa. Tidak lama kemudian air mani menyempot ke mulut Mbak Syifa dan langsung Marwin menyusut-nyusutkan batang kejantanannya ke mulut Mbak Syifa yang masih tergeletak kelelahan di kasur.
Marwin langsung mengambil tangan Mbak Syifa dengan bantuan tangannya sendiri untuk memegang batang keperkasaannya yang sudah loyo.
Marwin menyuruh Mbak Syifa untuk memegang dengan kepalan yang keras dengan bantuan tangan Marwin dan langsung mengayunkan keluar ke dalam hingga Marwin merasa puas pada saat itu.
Setelah kejadian tersebut, hubungan Marwin dan Mbak Syifa menjadi renggang. Dan beberapa minggu sesudah itu, akhirnya Mbak Syifa pindah kontrakan. Tidak lagi di rumah Marwin. Dan akhirnya Marwin sangat kehilangan Mbak Syifa karena memang secara diam–diam Marwin pun mencintai Mbak Syifa.
Marwin Suka Memaksa
Reviewed by AngelinaV
on
Agustus 05, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: