MAU JADI JUTAWAN MENDADAK ? GABUNG AJA DI JAGUARQQ - AGEN BANDAR-Q ONLINE TERPERCAYA || AKSES LINK RESMI HANYA DI IDJAGUARQQ.INFO || TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Khilaf Karena Suasana yang Mendukung

Juli 30, 2020



Perkenalkan, nama ku Marwin, umur 28 tahun, perawakanku biasa2 saja, tinggi hanya 172cm dan berkulit putih. Tidak ada yang special dari diriku. 
Cerita ini berawal dari tahun 2014 saat sedang meneruskan semester akhir di sebuah perguruan tinggi swasta terkenal di Jakarta, aku sendiri berasal dari sebuah kota besar di Jawa Tengah.

Dan aku kost di Jakarta. Aku punya sahabat bernama Moa dan dia satu universitas dengan ku, kulitnya putih, rambutnya berwarna coklat tua dan tinggi hanya +/- 155cm dan awajahnya pun polos. Kita bersahabat dari zaman kita SMU. Dulu kami bersahabat 4 orang, Jonny dan Vinda, tapi ternyata 2 orang sahabat kami lebih memilih melanjutkan kuliah di luar negeri.
Jadi tinggalah saya dan Moa yang bersahabat walaupun kami masih keep in touch dengan 2 sahabat kami yang berada di luar negeri, baik melalui friendster ataupun YM. 
Terkadang kalau mereka balik ke Jakarta kita sering hang out bareng sekedar melepas rindu dan bercerita tentang pengalaman-pengalaman kami.  bandarq online 

Persahabatan saya dengan Moa, begitu ia biasa dipanggil, murni hubungan seorang sahabat. Tampaknya kami terlalu takut untuk menodai persahabatan kami dengan perasaan cinta. 
Sejak lulus SMU kami sepakat untuk melanjutkan kuliah di Jakarta, di fakultas dan universitas yang sama. 
Tempat kost kami pun terbilang dekat, hanya berjalan sekitar 4 menit. Selama kami kuliah, saya sempat berpacaran satu kali dengan Denada, tapi hubungan kami tidak berjalan lama hanya berlangsung 6 bulan.

Dan hubungan saya dengan Denada putus karena hubungan saya dan Moa terlalu dekat, tampaknya Denada cemburu. 
Saya sempat shock waktu diputusi oleh Denada tetapi Moa selalu membantu saya untuk keluar dari situasi sulit tersebut. 
Benar-benar sahabat sejati yang selalu ada di setiap saya mengalami kesulitan. Banyak yang menyangka saya dan Moa pacaran karena kedekatan kami, tapi kami hanya tertawa saja karena memang tidak ada perasaan itu. Kami setiap malam minggu sering menghabiskan waktu berdua entah itu nonton bioskop, makan malam atau belajar bersama.
Awal tahun 2014 kami menerima kabar bahwa teman kami Jonny dan Vinda  akan berlibur ke Jakarta pada pertengahan tahun. Dan kami merencanakan liburan ke Bali berempat. 
Sungguh moment yang sangat saya tunggu-tunggu. Kami sudah booking hotel dan merencanakan tempat mana saja yang akan kami kunjungi.
Dan waktu pun semakin mendekat, kami semakin bersemangat menyiapkan segala sesuatunya. Tapi rencana tinggal lah rencana, seminggu sebelum hari H, Jonny membatalkan niat ke Jakarta karena dia ada masalah di sana. Vinda pun batal karena masih ada jadwal ujian. 
Akhirnya saya dan Moa pun berpikir gimana caranya untuk mengisi waktu liburan yang kosong tersebut karena kami sudah membatalkan semua rencana dengan teman-teman demi rencana ini.
Sehari sebelum hari H saya bermain ke tempa kost Moa, seperti biasa kami ngobrol dan kecewa dengan pembatalan ini. Tapi aku punya inisiatif untuk jalan-jalan ke Bandung tapi pergi pagi pulang sore. Moa awalnya ragu karena bingung mao pergi kemana dan akhirnya kita sepakat untuk pergi ke Lembang. Kita ingin menikmati sejuknya udara kota Bandung. Akhirnya setelah sepakat saya pun balik ke kost saya untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Kemudian kami janjian untuk pergi ke sebuha minimarket dekat kost kami untuk membeli camilan dan minuman soft drink.

Besoknya saya sudah bangun jam 5 pagi, kemudian saya menelepon Moa. Lama sekali tidak diangkat,akhirnya telepon kedua pun diangkat
“Hallo, sorry Marwin… gw baru bangun nih… ngantuk banget” katanya, suaranya emank terdengar lemah
“Moa, jadi berangkat gak kita? Ini udah jam setegah enam lewat lho, ntar kita kesiangan” tanyaku
“iya, jadi dunk, tapi aku belum mandi, bentar yah aku mandi dulu. Lo klo mao dating langsung masuk aja, pintunya gak gw kunci, sekalian lo masukin barang-barang gw ke mobil lo” suruhnya.
“ok!! Jangan lama-lama yah” jawabku singkat.
Gak lama gw udah parkir di depan kost nya Moa dan langsung masuk ke kamarnya. Ternyata dia belum kelar mandi dan saya dengan cepat memasukkan barang-barang nya masuk ke mobil Jazz merah saya. Kemudian saya berteriak dari luar kamar mandi
“Moa, gw tunggu di mobil yah, GPL (gak pake lama)” teriakku
“Ok, gw bentaran lagi udahan kok” sahutnya.

Sekitar 15 menit saya tunggu di mobil kemudian dia keluar dengan celana pendek hitam dan baju kaos bergambar Super Girl, kebetulan kita emank janjian buat pek baju kembar yang kita beli di salah satu mall di Jakarta, bedanya saya Super Boy. Biar keliatan kompak aja. Karena kami emank sering membeli pakaian kembar.
“sorry yah Marwin, jadi lama nunggu, gw tadi pagi ngantuk banget” katanya
“no problem sob, nyantai aja, yang penting kita bisa jalan-jalan” jawabku.
Sepanjang perjalanan kita banyak ngobrol tentang kegiatan kampus, skripsi dan hal-hal yang biasa kita lakukan sehari-hari sambil mendengarkan lagu I’m your Angel-nya Celine Dion feat R. Kelly. 
Moa benar-benar sahabat yang baik. Kita saling menghibur dan saling mengisi, bercanda dan ledek-ledekan adalah hal yang biasa buat kami. Dan anehnya kita sama sekali tidak pernah membicarakan perasaan kami masing-masing. Hanya saja saya sering khawatir jika Moa sakit atau terjadi kenapa-napa dan begitu pula sebaliknya. Benar-benar persahabatan yang tulus dan saya sangat takut untuk menodainya dengan perasaan cinta. Takut dia pergi meninggalkan saya. Takut dia berpikir bahwa saya mengkhianati persahabatan kita.

Saya memacu kendaraan tidak terlalu cepat juga tidak terlalu pelan. Karena saya berusaha menikmati perjalanan ini. Hanya sekitar 2,5 jam mobil saya sudah memasuki kota Bandung. Kemudian kami mencari restoran untuk sarapan kami. Kebetulan pagi-pagi kita gak sempet makan, cuma makan snack doank di mobil. Setelah makan, kita coba memasuki Factory Outlet (FO), dari FO yang satu ke FO yang lainnya. Memilih baju dan akhirnya kita membeli sepasang baju kembar lagi. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, perut kami juga sudah mulai laper.
“Moa, makan yuk…. Gw laper nih… kita jangan terlalu sore ke lembangnya” ajakku
“sorry, gw kagak liat jam… keasikkan belanja sih hehehe…” katanya sambil tertawa
Kemudian aku mengarahkan Jazz ku kearah atas Bandung. Sekitar jam 6 kita sudah sampai. Kita menikmati hidangan di depan kami sambil minum cappuccino hangat.
Kami mempunyai selera yang sama dalam hal minuman, sama-sama menyukain cappuccino. Pas saya melihat jam ternyata sudah jam setengah 9 malem.
Kita keasikan ngobrol sambil browsing internet pakai laptop yang yang saya bawa dan tak terasa 2,5 jam telah berlalu. Hujan turun dengan sangat deras sekali. Kita nunggu hamper 1 jam ternyata hujan tidak kunjung reda. Akhirnya dengan meminjam payung kita berhasil sampai mobil dan waktu telah menunjukkan pukul 21:45 wib. Dan akhirnya kita meninggalkan resto tersebut.

Tidak lama kemudian saya merasakan hal yang aneh pada mobilku, stir menjadi berat dan saya berpikir mobil ban saya ada yang kempes. Kemudian di tengah guyuran hujan, saya turun berdua Moa untuk melihat ban mobil jazz saya, tentu saja Moa memayungi saya. Ternyata dugaan saya benar bahwa ban kanan depan mobil saya kempes, mungkin terkena paku. Tidak mungkin untuk mengganti ban dalam keadaan cuaca seperti ini. Kemudian kami berdua kembali masuk ke mobil

“Moa, ban mobil kempes nih, gw ganti dulu yah, lo tunggu aja di mobil”
“Lo gila yah? Ujan-ujan gini lo mao ganti ban? Ntar lo sakit lagipula bahaya malem-malem ganti ban”
“Klo gak kayak gini kita gak bisa pulang Moa, mao nunggu hujan reda? Tambah malem lagi”
“pokoknya gw gak setuju lo ganti mobil sekarang, mending jalanin deh mobil nya”
Gw nurut aja apa yang dibilang Moa dan kemudian menjalankan mobil perlahan-lahan
“Moa, gw puny ide tapi gw gak yakin lo setuju sama ide gw”
“apa ide lo Marwin?”
“gimana kita cari hotel atau tempat penginapan, kita nginep semalem disini, besok pagi kita pulang, kecuali klo lo izinin gw ganti ban mobil ini sekarang”
Sejenak Moa berpikir dan menjawab “yasudah kita cari hotel terdekat disini daripada lo keujanan dan sakit, itu lebih ngerepotin gw lagi”
Beberapa menit kemudian kita melihat sebuah penginapan dan saya membelokkan kendaraan saya ke penginapan tersebut. Ternyata hujan malah semakin besar dan diselingi kilatan dan petir. Dengan payung yang tidak terlalu besar kita berdua masuk ke lobby untuk check in. Pas masuk lobby beberapa orang sempat melihat ke kita karena ¾ baju kami basah akibat hujan angin yang besar. Kemudian saya bertanya ke resepsionis.

“Mas, saya pesen kamar single bed 2”
“Maaf mas, yang tersisa hanya kamar double bed 1 dan sisanya family room”
Kemudian saya bertanya ke Moa “Gimana? Yang ada cuma itu, mao gak?”
“Gak ada pilihan lain kan? Ya udah ambil aja” jawabnya
Kemudian kami balik ke mobil untuk mengambil barang-barang dan segera menuju kamar tersebut. Kamar nya hanya ada 1 bed ukuran double, dan kamar mandi dengan shower hangat. 
Kemudian kami mandi secara bergantian. Saya hanya memakai celana boxer dan baju kaos yang kami beli di FO. Sedangkan Moa memakai baju kaos lengan buntung dan celana pendek. 
Badan terasa lelah sekali.


“Moa, kok lo memutuskan nginep dan tidur sekamar sama gw?”
“Wedew… gw cuma gak mao lo sakit aja, klo lo sakit ntar gw juga yang repot, siapa yang beliin obat? Siapa yang anterin lo ke dokter? Lagipula kita sahabatan udah lama banget, lo tau siapa gw dan w tau siapa lo hehehe…”
“btw terima kasih yah udah jadi sahabat gw, gw seneng banget punya sahabat kayak lo Mo, gw gak mao kehilangan lo Mo” kemudian saya langsung memeluk Moa
Dengan sedikit bingung Moa menyambut pelukan ku dan sambil bertanya “maksudnya lo gak mao kehilangan gw apa? Emank gw mao kemana? Gw kan gak kemana-kemana”
“Gw baru sadar bahwa selama ini yang gw rasain ke lo bukan perasaan sebagai seorang sahabat tapi lebih, gw sayang banget sama lo, gw gak mao lo ninggalin gw dan married sama orang lain. Ternyata selama ini gw udah bohong sama perasaan gw dang w takut klo gw ngomong ke lo, semuanya akan berubah. Dan gw takut lo ninggalin gw”
Sambil melirik tajam mata saya dia berkata “Marwin, gw gak akan pernah tinggalin lo, I’m promise because I love you too”
Saya melihat wajah cantik Moa mengeluarkan air mata dan tidak lama kemudian saya berusaha mengangkat dagunya dan mulai mencium bibir nya. 
Lembut sekali dan ini merupakan ciuman pertama Moa karena Moa belum pernah pacaran sebelumnya. 
Dan bagi saya ini untuk kedua kalinya karena sebelumnya saya pernah berciuman dengan mantan pacar saya.

Cukup lama kami berciuman kemudian saya mulai memegang buah dada dari Moa, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Saya meremasnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. 
Moa mulai mendesah, perlahan saya angkat bajunya dan dia menurut saja. Terlihat buah dada yang putih dengen putting berwarna merah muda, ternyata Moa sudah tidak memakai bra setelah mandi, mungkin karena bra nya basah. Dan secara cepat saya turunkan celananya berikut celana dalamnya. Terlihat memiaw yang putih dengan bulu-bulu yang tercukur rapi.
Saya mulai mencumbunya mulai dari leher, menjilati kupingnya kemudian turun ke arah buah dadanya. Dia mulai mengeluarkan desahan-desahan kecil. 
Saya menjilati sekitar putingnya, sedikit gigitan kecil pada putingnya. Dia mulai meracau. Saya turun kebawah dan muali menjilati Memiaw dan klitorisnya. Ternyata klitorisnya sudah basah, tampaknya Moa sudah terangsang. Secara telaten saya jilati klitorisnya hingga akhirnya dia menjambak rambut saya dan keluar cairan hangat.

Wangi sekali Memiaw Moa, tampaknya dia sangat merawat kebersihan Memiawnya. Saya langsung melucuti pakaian saya hingga bugil, Moa tampak sedikit kaget melihat penis saya yang berukuran sedang. Saya suruh dia mengocok lembut dan menjilati penis saya, awalnya dia tampak jijik tapi lama-lama sudah biasa. 
Lembut sekali jilatan-jilatan dan isapannya ke penis saya. Tidak lama kemudian saya mengarahkan penis saya ke lubang Memiawnnya. 
Saya melihat dia dengan tajam dan dia hanya melihat saya dan memejamkan matanya. Saya tidak tahu apakah itu tanda setuju atau tidak tapi dia tidak melakukan penolakan.

Saya mulai memasukinya pelan-pelan, dia sedikit menahan sakit kemudian saya berhenti sejenak lalu saya coba masukin lagi penis saya hingga akhirnya masuk, darah perlahan-lahan mulai keluar dari Memiawnya. Dan saya yakin itu darah perawannya Moa. Kemudian saya mulai melakukan gerakan maju mundur dengan tempo biasa saja, Moa tampak menahan sakit tapi menikmati. 
Sekitar 15 menit kami melakukan itu hingga akhirnya saya sudah mulai merasa ingin orgasme dan sempat bertanya ke Moa apakah dikeluarkan di dalem atau di luar dan dia bilang di dalem saja. Tidak lama kemudian air mani bercampur sperma pun keluar memenuhi lubang Memiaw Moa.

Sesaat kemudian kami tergolek lemas di tempat tidur dan membayangkan apa yang telah kami lakukan. 
Kami saling diam tanpa kata. Saya coba menoleh ke Moa dan dia mengeluarkan airmatanya. 
Aku memulai pembicaraan “Moa, maafkan gw… tidak seharusnya gw ngelakuin ini ke lo…. Gw khilaf”
“bukan… bukan salah lo… gak perlu minta maaf”sambil mengusap airmatanya  jaguarqq
“Moa, gw janji akan menikahi lo, lo mao jadi istri gw?”tanyaku
Sambil tersenyum dia berkata “Marwin, lo cowok yang baik. Lo selalu ada buat gw disaat gw utuh lo. Lo selalu mengerti bagaimana cara memperlakukan gw. Gw sebenernya sedih waktu liat lo jadian sama Denada, tapi gw pengen lihat lo bahagia. Lo cowok sempurna di mata gw, tidak ada alasan buat bilang tidak ke lo. Gw sayang sama lo, gw mao jadi istri lo Marwin”
Setelah kejadian itu kita akhirnya pacaran dan semakin sering melakukannya. Akhir 2014 kami di wisuda. 
Dan saya bekerja di perusahaan otomotif multinasional sedangkan Moa bekerja di salah satu Bank terbesar di Indonesia. 
Pada awal 2015 kami memutuskan untuk menikah.

JaguarQQ
Khilaf Karena Suasana yang Mendukung Khilaf Karena Suasana yang Mendukung Reviewed by AngelinaV on Juli 30, 2020 Rating: 5

Berawal Paksaan Dari Mawrin Berujung Hoki

Juli 28, 2020
JaguarQQ


Panggil saja nama saya Marwin, di situs dewasa ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman sex yang sangat memicu adrenalin. 
Usia saya saat ini 25 tahun. Kisah sexs ini terjadi ketika saya duduk dibangku SMA, tepatnya ketika saya masih duduk di bangku kelas III SMA. Sampai saat ini Cerita saya ini masih tertanam dalam benak dan fikiran saya.

Cerita ini tergolong yang tidak wajar, kenapa begitu ?? 
karena saya disini akan menceritakan kisah dengan Bibi saya yang memang cantik bahenol dan mempesona. 
Kisah ini berawal dari dititipkan-nya saya oleh orang tua saya kepada adik kandung ibu saya yaitu Bibiku. 
Sungguh benar-benar cantik, bertubuh putih mulus bibi saya ini.   bandarq online 

Pokoknya jika sekalian melihat Bibi saya pasti akan berfikir sperti saya. 
Saya saja yang sebagai keponakanya sangat amat ingin sekali menikmati hangatnya berhubungan intim dengannya. 
Bibi saya ini bernama Moa, Bibi Moa ini adalah seorang orang tua tunggal dari ke 2 anaknya, anaknya 1 laki-laki dan satunya lagi perempuan.
Bibi saya ini menjanda bukan karena kehendaknya, beliau menjanda karena ditinggal suaminya meninggal akibat kecelakaan motor pada event motor cross. Almarhum suami Bibi Moa ini adalah seorang pembalap motor cross yang cukup terkenal di daerahnya. Sungguh malang sekali Bibi Moa ini, diusia yang terhitung masih cukup muda sudah menjadi janda dengan 2 orang anak pada usianya yang masih 35 tahun.

Walaupun Bibi Moa janda beranak 2, namun tubuhnya Sungguh terawat sekali dan masih singset dan sexy. Maklum sajalah walaupun seorang Janda Bibi Moa ini termasuk JAYA (janda kaya) kondisi ekonominya tergolong lebih dari cukup.
Bibi Moa hampir setiap minggu melakukan senam erobik, spa dan masih banyak perawatannya.
Tubuh Bibi Moa bila dibandingkan dengan gadis berusia 22 tahun tidak kalah. Ditambah lagi Bibi Moa mempunyai pantatnya semok dengan pinggul yang singset. 
Betis dan pahanya sangat putih sekali para pembaca, bahkan tumpukan lemak dan selulit tidak ada sedikitpun ditubuhnya. 
Mantap kan,,, Buah dada-nya lumayan besar, saya perkirakan ukuran BH-nya sekitar 34B.
Buah dadanya itu loh, masih kencang sekali, tidak kendor sedikitpun. Jadi Jika diluar rumah, Bibi Moa ini seperti seorang Remaja yang menggugah gairah kaum laki-laki.

Kisah sex sedarah saya dengan Bibi Moa ini Sungguh tidak terduga sekali, bahkan saya tidak menyangka bisa bersetubuh denganya. Pada waktu itu suasana rumah sedang sepi, saat itu saya sepulang sekolah saya, melihat Bibi yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang. 
Oh iya Bibi saya ini adalah seorang dosen, kebetulan sekali saat itu hari itu jadwal mengajar Bibi hanya satu mata kuliah saja.
Dengan langkah yang terlihat lelah karena kecapekan, secara spontan saya langsung munuju menghampiri meja makan dan berkata,
“ Bibi, makananya belum siap yah? ”, tanya saya pada bibi Moa.
“ Belum nih Marwin, sabar dulu ya, Mbak Surti (pembantu Bibi saya) dari pagi disuruh belanja malah belum pulang, jadi Bibi repot sendiri deh ”, keluh Bibi Moa.

Saat itu terlihat di dahi-nya mengalir cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. 
Kelihatan sekali kalau Bibi Moa tidak pernah bekerja keras seperti ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah Bibi saya semakin cantik. 
Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat.
Sehingga saat itu terlihat bentuk pantat yang semok dan pinggulnya yang sexy dibali daster tipisnya. 
Daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. 
Uhhh, seksi sekali pikiran saya mulai melayang tak jelas. 
Belum selesai saya mebayangkan Bibi Moa,tiba-tib dia berkata,


“ Bi, Marwin bantuin Bibi ya ? ”, ucap saya.
“ Boleh-boleh Marwin, sini-sini !!! ”, jawab Bibi tidak keberatan.
Kemudian saya menuju kearah Bibi, saat itu tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai saya mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot. Hal itu secara otomatis air langsung menyembur dengan derasnya mengenai Bibi Moa yang kebetulan saat itu Bibi berada didepan kran tadi, lalu

“ Aduh Marwin, tolongin Bibi, gimana nih Marwin ?? ”, ucap Bibi saya dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.
Karena tubuh Bibi saya tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. 
Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.
Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi saya segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga.
Tanpa saya sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga Penis saya mengenai belahan pantatnya yang sekal dan semok. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku,

“ Marwin gimana ini nih ? ”, tanya Bibi saya tanpa bisa bergerak.
“ Duh gimana ya Bibi, Marwin juga bingung nih Bik ? ”, ucap saya mengulur waktu.
Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di Penis saya, saya jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. 
Pelan-pelan saya melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya saya justru melepas celana saya berikut juga celana dalamku.
Memang agak susah tapi akhirnya saya berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Lalu,

“ Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Bibi. Sebentar Marwin carikan dulu yah Bik ”, ucap saya.
Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan saya melepas peganganku di saluran air, kemudian,
“ Pegang dulu Bibi ”, ucap saya sedikit terengah menahan nafsu.
“ Yah, Marwin sana cepetan, Bibi sudah pegal nih ”, ucap Bibi.
Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat saya menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.
“ E… e… e… apa-apan ini Marwin, jangan gitu dong !!! ”,tegur Bibi padaku.
Saat itu tanpa sadar Bibi melepas pegangannya dari saluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. 
Air menyembur lagi.
“ Aohhhh… Ughhh… ”, ucap Bibi saya jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air.
Tanpa sadar juga Bibi saya berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi. 
Kesempatan pikirku, dengan satu sentakan celana dalam Bibi saya melorot sampai diujung kakinya.
“ Oughhhh…. Marwin jangan, aku ini Bibimu, jangann Marwin, tolong… !!!”, ucap Bibi memohon.
Kepalang tanggung, saya langsung jongkok. Saya lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya.
Kudekatkan kepala saya, kujulurkan lidahku untuk mencapai memek nya.

“ Sss… Marwin… Aghhhh… ”, desah Bibi.
Ternyata jilatan pertama saya ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi. 
Saat itu lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari memek-nya, semakin kedalam membuat Bibi saya bergetar hebat. 
Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan.
Saat itu kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kucari Clitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang memiaw-nya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.
“ Aghhhh… Oughhh… Marwin… Sssss… Aghhhh… ”, dengan erangan keras, rupanya Bibi saya sudah mencapai Klimaks.   jaguarqq
Saat itu tubuhnya langsung lemas tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.
Aduh saya belum apa-apa pikirku. Langsung saya berdiri, kusiapkan senjata saya yang sudah mengacung dengan keras. 
Dengan dua tanganku saya coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan Penis saya pada Kewanitaan-nya kudorongkan sedikit demi sedikit.
Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar,
“ Aghhh… sakit Marwin… Aow… pelan-pelan… ”, kepala Bibi saya langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas.

Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir Bibi saya karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku. Kudiamkan sebentar Penis saya yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam Kewanitaan Bibi saya, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata Kewanitaan yang sudah mengeluarkan dua orang manusia ini masih saja nikmat menggigit.
Sungguh sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi,
“ Oughhh… Marwin… Sssss… Aghhhh… terus sayang… cepetin sodokan kamu… Oughhh… cepat, Aghhhh… ”, desah Bibi.
Terus sayang pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku,
“ Oughhh… Yeahhh… Nah gitu Marwin, Oughhh… ya gitu teruuss… ”, Pinta Bibi saya.
Saat itu saya terus mengocokkan Penis saya dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat,
“ Yang cepat Marwin, Bibi sudah mau keluar lagi… Oughhh… Aghhh… ”, ucap Bibi nikmat.
Kemudian kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan,
“ Cepatt… cepatt truss… ouchh… Bibi kelluaarr… aghhhhhhhhhh ”,
Akhirnya Bibi Moa mendapatkan Klimaksnya di iringi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat,
“ Cabut dulu Marwin… Bibi linuu… ”, pinta Bibi saya, karena merasakan saya yang masih mengocoknya dari belakang.
“ Akan Marwin cabut, tapi janji nanti diteruskan lagi ya Bi? ucap saya.
“ Iya, tapi sekarang dari depan aja yah Marwin ”, janji Bibi saya.

Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Saya mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing Penis saya kearah liang Kewanitaan-nya. 
Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga Penis saya.

“ Aghhhh… Oughhh… ”, erang Bibi saya, ciuman kami terlepas.
“ Genjot yang cepatt Marwin… Aghhhhh… ”, pinta Bibi saya sambil pahanya semakin dilebarkan.
“ Begini Bi… ??? Ucap saya sambil mengocokkan Penis saya dengan cepat.
“ Gila kamu Marwin… kuat sekalii kamu… ”, ucapnya sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas Kewanitaan-nya.
Saya tahu mau maksudnya,
“ Aghhhh yang ituu… teruss Marwin… ohh enakk… teeruss… ”, rintih Bibi saya ketika sambil Penis saya mengocok Kewanitaan-nya tanganku juga memelintir Clitorisnya.
Oughhh Marwin, Bibi hampir sampai nih… ”, ucapnya.
Saat itu tubuhnya mulai bergetar agak keras
“ Saya juga hampir klimaks Bi… Oughhh punya Bibi eenakk… ”, ucap saya mulai tidak bisa mengendalikan lagi, Klimaks saya tinggal sebentar lagi.
“ Mau dikeluarin dimana Bik ? tanya saya mrminta ijin.
“ Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss… didalem juga nggak apa apa , Ayoo…Bibi udah diujung nihh Marwin… ”, ucap Bibi.
“ Oughhh… enakk… cepatt Marwin… ”, desah Bibi saya.
“ Goyang Bik, kita barengan ajaa… Oughh ”, ucap saya.
Saat itu saya merasakan Klimaks saya sudah diujung. Semakin kupercepat kocokanku, Bibi saya juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. 
Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan sperma ku.
“ Saya keluarr Bi… Aghhhhh… ” ucapku telah mencapai klimaks sembari kubenamkan dalam-dalam.
“ Bibi juga Marwin… Aghhhh… gilaa… enaknya… ”, erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.
Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu Penis saya yang masih ada didalam Kewanitaan-nya. 
Kulirik ada sedikit lelehan sperma yang keluar dari Kewanitaan-nya. 

Seperti tersadar dari dosa, Bibi saya mendorong badanku.
“ Kamu nakal Marwin, berani sekali kamu berbua seperti ini pada Bibi ”,Ucap Bibi saya.
“ Tapi Bibi juga menikmatinya kan? ”, balas saya.
Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. 
Saya berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya,
“ Bibi air di tandon tadi sudah habis loh ”, canda saya dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.
Semenjak kejadian itu hubungan saya dengan Bibi semakin menjadi-jadi saja. 
Hampir setiap hari kami melakukan Hubungan Sex jika suasana rumah memungkinkah.


JaguarQQ
Berawal Paksaan Dari Mawrin Berujung Hoki Berawal Paksaan Dari Mawrin Berujung Hoki Reviewed by AngelinaV on Juli 28, 2020 Rating: 5

Kurang yang Disana Embat yang Disini

Juli 27, 2020
JaguarQQ


Cerita - Hari itu salah seorang direktur perusahaan, Pak Leo, sedang mengadakan resepsi pernikahan anaknya di sebuah hotel bintang lima di kawasan Senayan.
Tentu saja akupun diundang, dan malam itu akupun meluncur menuju tempat resepsi diadakan. Aku pergi bersama dengan Marwin, temanku waktu kuliah di Amerika dahulu.
Sesampainya di hotel tampak para undangan sebagian besar membawa pasangannya masing masing. 
Iri juga melihat mereka ditemani oleh istri dan anak mereka, sedangkan aku, karena masih bujangan, ditemani oleh si bule ini.
Selamat malam Pak.. sapa seseorang agak mengagetkanku. Aku menoleh, ternyata Siera sekretarisku yang menyapaku. 
Dia datang bersama tunangannya. Tampak sexy dan cantik sekali dia malam itu, disamping juga anggun.  bandarq online 

Berbeda sekali jika dibandingkan saat aku sedang menikmati tubuhnya,.. Liar dan nakal. 
Dengan gaun malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar tampak menggoda. Malam Lia balasku.
Mata Marwin tak henti hentinya menatap Siera , dengan pandangan kagum. Siera hanya tersenyum manis saja dilihat dengan penuh nafsu seperti itu. 
Tampak dia menjaga tingkah lakunya, karena tunangannya berada di sampingnya.

Kami pun lalu berbincang bincang sekedarnya. Lalu akupun permisi hendak menyapa para undangan lain yang datang, terutama para klienku. 
Malam Pak David.. seorang wanita cantik tiba tiba menyapaku. Dia adalah Jeje, istri dari Pak Asmuni, manajer keuangan di kantorku.
Mereka baru menikah sekitar tiga bulan yang lalu. 
Oh Jeje.. Malam kataku Pak Asmuni dimana? 
Sedang ke restroom.. Sendirian aja Pak? tanyanya.
Sama teman jawabku sambil memandangi dia yang malam itu tampak cantik dengan gaun malamnya dengan anggun. Belahan gaunnya yang tinggi memamerkan pahanya yang putih menggiurkan. Dadanya walaupun tak sebesar Siera, tampak membusung menantang. 
Makanya, cari istri dong Pak.. Biar ada yang nemenin katanya sambil tersenyum manis. 
Belum ada yang mau nih Ahh..
Bapak bisa saja.. Pasti banyak banget cewek yang mau sama bapak..
Kalau belum married saya juga mau lho.. jawabnya menggoda. 
Memang Jeje ini rasanya punya perasaan tertentu padaku. Tampak dari cara bicaranya dan cara dia memandangku. 

Oh.. Kalau saya sih mau lho sama kamu biarpun kamu sudah married kataku sambil menatap wajahnya yang cantik. 
Ah.. Pak David.. Bisa aja..jawabnya sambil tersipu malu. 
Bener lho mau aku buktiin? godaku 
Janganlah Pak.. Nanti kalau ketahuan suamiku bisa gawat jawabnya perlahan sambil tersenyum.
Kalau nggak ketahuan gimana.. Nggak apa khan? rayuku lagi. 
Jeje tampak tersipu malu. Wah.. Aku mendapat angin nih.. Memang aku sejak berkenalan dengan Jeje beberapa bulan yang lalu sudah membayangkan nikmatnya menyetubuhi wanita ini.
Dengan kulit putih, khas orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tipis, dan masih muda lagi. Dia baru berumur 24 tahunan.


Gimana nih setelah kawin.. Enak nggak? Pasti masih hot ya. Godaku lagi. 
Biasa aja kok Pak.. Kadang enak.. Kadang nggak..
Tergantung moodnya jawabnya lirih. 
Dari jawabannya aku punya dugaan bahwa Pak Asmuni ini tidak begitu memuaskannya di atas tempat tidur.
Mungkin karena usia Pak Asmuni yang sudah berumur dibandingkan dengan dirinya yang masih penuh gejolak hasrat seksual wanita muda. 
Pasti jarang sekali dia mengalami orgasme. Uh.. Kasihan sekali pikirku.
Tak lama Pak Asmunipun datang dari kejauhan. 
Wah.. Pak Asmuni.. Punya istri cantik begini kok ditinggal sendiri kataku menggoda.
Jeje tampak senang aku puji seperti itu. Tampak dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan laki laki tulen seperti aku ini.
Iya Pak.. Habis dari belakang nih jawabnya. Tatapan matanya tampak curiga melihat aku sedang mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. 
Mungkin dia sudah dengar kabar akan ke playboyanku di kantor.
Ok saya tinggal dulu ya Pak Asmuni.. Jeje kataku lagi sambil ngeloyor pergi menuju tempat hidangan. 
Akupun mengambil hidangan dan menyantapnya nikmat. Maklum perutku sudah keroncongan, terlalu banyak basa basi dengan para tamu undangan tadi. 
Kulihat si Marwin masih ngobrol dengan Siera dan tunangannya.

Ketika aku mencari Jeje dengan pandanganku, dia juga sedang mencuri pandang padaku sambil tersenyum. 
Pak Asmuni tampak sedang mengobrol dengan tamu yang lain.
Memang payah juga bapak yang satu ini, tidak bisa membahagiakan istrinya. 
Jeje kemudian berjalan mengambil hidangan, dan akupun pura pura menambah hidanganku. 
Je.. Kita terusin ngobrolnya di luar yuk ajakku berbisik padanya
Nanti saya dicari suami saya gimana Pak.. Bilang aja kamu sakit perut.. Perlu ke toilet. Aku tunggu di luar ya.
Kataku sambil menahan nafsu melihat lehernya yang putih jenjang, dan lengannya yang berbulu halus Tak lama Jejepun keluar ruangan resepsi menyusulku. 
Kami pun pergi ke lantai di atas, dan menuju toilet.
Aku berencana untuk bermesraan dengan dia di sana. Kebetulan aku tahu suasananya pasti sepi. 
Sebelum sampai di toilet, ada sebuah ruangan kosong, sebuah meeting room, yang terbuka. Wah kebetulan nih, pikirku.

Kutarik Jeje ke dalam dan kututup pintunya. Tanpa basa basi lagi, aku cium bibirnya yang indah itu. Jejepun membalas bergairah. 
Tangan kupun bergerak merambahi buah dadanya, sedangkan tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang tubuhnya. 
Kulepas gaunnya sebagian sehingga tampak buah dadanya yang ranum hanya tertutup BH mungil berwarna krem. Kuciumi leher Jeje yang jenjang itu, dan kusibakkan cup BHnya kebawah sehingga buah dadanya mencuat keluar. Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, aku hisap dan aku permainkan putingnya yang sudah mengeras dengan lidahku.
Oh.. Pak Daviddd .. desah Jeje sambil menggeliat. 
Enak Je.. 
Enak Pak.. Terus Pak.. desahnya lirih.
Tangankupun meraba pahanya yang mulus, dan sampai pada celana dalamnya. Tampak Jeje sudah begitu bergairah sehingga celananya sudah lembab oleh cairan kewanitaannya. Jejepun kemudian tak sabar dan membuka kancing kemeja batikku.
Dicium dan dijilatinya putingku.. Lalu terus ke bawah ke perutku. Kemudian dia berlutut dan dibukanya retsleting celanaku, dan tangannya yang lentik berbulu halus itu merogoh ke dalam mengeluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memang kami sengaja tidak mau telanjang bulat karena kondisi yang tidak memungkinkan.  jaguarqq
Ohh.. Besar sekali Pak Davidd.. Jeje suka.. katanya sambil mengagumi kemaluanku dari dekat. 
Memang punya suamimu seberapa? tanyaku tersenyum menggoda. 
Mungkin cuma separuhnya Pak Davidd.. Oh.. Jeje suka.. katanya tak melanjutkan lagi jawabannya karena mulutnya yang mungil itu sudah mengulum kemaluanku.
Enak Pak? tanyanya sambil melirik nakal kepadaku.
 Tangannya sibuk meremas remas buah zakarku sementara lidahnya menjilati batang kemaluanku. 
Enak sayang.. Ayo isap lagi jawabku menahan rasa nikmat yang menjalar hebat. 
Dikulumnya lagi kemaluanku, sementara kedua tangannya meremas remas pantatku. Sangat sexy sekali melihat pemandangan itu. Seorang wanita cantik yang sudah bersuami, bertubuh padat, sedang berlutut didepanku dengan pipi yang menggelembung menghisap kemaluanku. Terlebih ketika kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa menggunakan tangannya dan hanya menggerakkan kepalanya mengikuti gerak kemaluanku, Jeje mengulumnya kembali. Hm.. Kontol bapak enak banget.. Jeje suka kontol yang besar begini desahnya. Tibatiba terdengar bunyi handphone. Jejepun menghentikan isapannya.

Iya Mas.. Ada apa? jawabnya. Lho Mas udah pikun ya.. Kan Jeje tadi usah bilang.. Jeje mau ke toilet.. Sakit perut.. Gimana sih Jeje berbicara kepada suaminya yang tak sabar menunggu. Sementara tangan Jeje yang satu tetap meraba dan mengocok kemaluan atasan suaminya ini. 
Iya Mas.. Mungkin salah makan nih.. Sebentar lagi Mas.. Sabar ya.. Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Jeje untuk kembali mengulum kemaluanku sementara tangannya masih memegang handphonenya.

Iya Mas.. Jeje juga cinta sama Mas.. katanya sambil menutup telponnya. 
Suamiku sudah nunggu. Tapi biarin aja deh dia nunggu agak lama, soalnya Jeje pengin puas dulu. Sambil tersenyum nakal Jeje kembali menjilati kemaluanku.
Aku sudah ingin menikmati kehangatan tubuh wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya agar berdiri, dan akupun tiduran di atas meja meeting di ruangan itu.
Tanpa perlu dikomando lagi Jeje menaiki tubuhku dan menyibak gaun dan celana dalamnya sehingga vaginanya tepat berada di atas kemaluanku yang sudah menjulang menahan gairah. Jeje kemudian menurunkan tubuhnya sehingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih sempit itu. 

Oh.. My god.. jeritnya tertahan. Kupegang pinggangnya dan kemudian aku naik turunkan sehingga kemaluanku maju mundur menjelajahi liang nikmat istri cantik Pak Asmuni ini. Kemudian tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang saat Jeje bergerak naik turun di atas tubuhku. Sesekali kutarik badannya sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk kemudian aku hisap dengan gemas.
Ohh Pak Daviddd.. Bapak memang jantan.. desahnya Ayo Pak.. Puaskan Jeje Pak.. Jeje berkata sambil menggoyang goyangkan badannya maju mundur di atas kemaluanku. 
Setelah itu dia kembali menggerakkan badannya naik turun mengejar kepuasan bercinta yang tak didapatkan dari suaminya.
Setelah beberapa menit aku turunkan tubuhnya dan aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada tepian meja. 
Aku sibakkan gaunnya, dan tampak pantatnya yang putih menggairahkan hanya tertutup oleh celana dalam yang sudah tersibak kesamping.
Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, dan langsung kugenjot dia, sambil tanganku meremas remas rambutnya yang ikal itu.
Kamu suka Je? kataku sambil menarik rambutnya ke belakang. 
Suka Pak.. Davidd.. Suka..
Suamimu memang nggak bisa ya 
Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh 
Ayo bilang.. Kamu lebih suka ngentotin suamimu atau aku tanyaku sambil mencium wajahnya yang mendongak ke belakang karena rambutnya aku tarik.
Jeje lebih suka dientotin Pak Davidd.. Pak Davidd jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God.. jawabnya. Kamu suka kontol besar ya? tanyaku lagi Iya Pak.. Oh.. Terus Pak.. Punya suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Davidd besar.. Ohh yeah oh.. God. Suamiku jelek.. Pak Davidt ganteng. Oh god. Enakhh.. Jeje mulai meracau kenikmatan. 
Oh.. Pak.. Jeje hampir sampai Pak.. Ayo Pak puaskan Jeje Pak.. jeritnya. 
Tentu sayang.. Aku bukan suamimu yang lemah itu.. jawabku sambil terus mengenjot dia dari belakang.
Tangan ku pun sibuk meremas remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan. 
Ahh.. Jeje sampai Pak.. Jeje melenguh ketika gelombang orgasme menerpanya. 
Akupun hampir sampai. Kemaluanku sudah berdenyut denyut ingin mengeluarkan laharnya. 
Kutarik tubuh Jeje hingga dia kembali berlutut di depanku.

Kukocok kocok kemaluanku dan tak lama tersemburlah spermaku ke wajahnya yang cantik. 
Kuoles oleskan sisa sisa cairan dari kemaluanku ke seluruh wajahnya. Kemudian Jejepun mengulum dan menjilati kemaluanku hingga bersih.
Terimakasih Pak Davidd.. Jeje puas sekali katanya saat dia membersihkan wajahnya dengan tisu. 
Sama sama Jeje. Saya hanya berniat membantu kok jawabku sambil bergegas membetulkan pakaianku kembali.
Ngomong ngomong, kamu pintar sekali blowjob ya? Sering latihan? tanyaku.
Jeje sering lihat di VCD aja Pak. Kalau sama suami sih jarang Jeje mau begitu. Habis nggak nafsu sih lihatnya 
Wah.. Kasihan juga Pak Asmuni, pikirku geli. Malah aku yang dapat menikmati enaknya dioral oleh istrinya yang cantik jelita itu.

Kapan kita bisa melakukan lagi Pak kata Jeje mengharap ketika kami keluar ruangan meeting itu. 
Gimana kalau minggu depan aku suruh suamimu ke luar kota jadi kita bisa bebas bersama? 
Hihihi.. Ide bagus tuh Pak.. Janji ya Jeje tampak gembira mendengarnya. 
Kami pun kembali ke ruangan resepsi. Jeje aku suruh turun terlebih dahulu, baru aku menyusul beberapa menit kemudian. 
Sesampai di ruang resepsi tampak Marwin sedang mencari aku.
Hey man.. Where have you been? Ive been looking for you Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache jawabku.
Tak lama Jeje datang bersama Pak Asmuni suaminya. 
Pak Davidd, kami mau pamit dahulu.. Ini Jeje nggak enak badan.. Sakit perut katanya 
Oh ya Pak Asmuni, silakan saja. Istri bapak cantik harus benar benar dirawat lho.. 
Jeje tampak tersenyum mendengar perkataanku itu, sementara wajah Pak Asmuni menunjukkan rasa curiga.
He.. He.. Kasihan, pikirku. Mungkin dia akan syok berat bila tahu aku baru saja menyetubuhi istrinya yang cantik itu. 
Tak lama aku dan Marwin pun pulang. Sebelum pulang aku berpapasan dengan Siera, sekretarisku.

Aku suruh dia untuk mendaftarkan Pak Asmuni untuk training di Singapore. Memang barubaru ini aku mendapat tawaran training ke Singapore dari salah satu perusahaan. 
Lebih baik Pak Asmuni saja yang pergi, pikirku.
Toh memang dia yang mengerjakan pekerjaan itu di kantor, sedangkan aku hanya akan menolong istrinya yang cantik mengarungi lautan birahi selama dia pergi nanti. 
Tak sabar aku menanti minggu depan datang.


JaguarQQ
Kurang yang Disana Embat yang Disini Kurang yang Disana Embat yang Disini Reviewed by AngelinaV on Juli 27, 2020 Rating: 5

Akibat Terlalu Lama Kesepian

Juli 26, 2020
JaguarQQ

Saya termasuk yang mempunyai nafsu besar dan cepat terangsang melihat cewek-cewek cantik dan seksi serta terobsesi dengan perempuan yang sudah bersuami. Kejadian ini bermula dari abang istri saya atau ipar saya dapat tugas keluar negeri untuk waktu yang cukup lama yaitu 6 bulan (akhir tahun 2003). Ipar saya ini mempunyai istri yang bernama Moa dan seorang anak yang berumur satu tahun. Sejak dulu (waktu abang istri saya kawin) saya memang sudah tertarik sama Moa karena selain orangnya cantik, badannyapun seksi dan walaupun sudah punya anak badannya tetap terawat bagus serta mempunyai bulu yang banyak ditangan dan dikakinya (mungkin didalam juga ya..)

Waktu ipar saya ini kawin waktu itu saya dan istri saya serta anak saya masih tinggal dirumah mertua. Karena obsesi saya terhadap Moa besar sekali saya pernah mengintip dia waktu sedang pakaian sehabis mandi di kamarnya. Badan saya langsung bergetar begitu menyaksikan tubuhnya yang aduhai dan setelah itu saya selalu membayangkan dia dalam berhubungan dengan istri saya. Sejak kepaergiaan ipar saya ini saya berusaha mencari-cari kesempatan untuk dapat menikmati tubuh Moa karena saya pikir pasti dia akan kesepian ditinggal suaminya.

Hingga suatu saat dimana mereka harus pindah rumah ke rumah yang baru (bulan Maret), saya pikir inilah kesempatan saya bisa lebih dekat lagi sama Moa karena ipar saya sedang berada diluar negeri dan sudah pergi empat bulan maka tidak ada yang membantu mereka pindah. Saya selalu menawarkan diri saya untuk membantu mengangkat barang-barang yang akan dipindahkan dan untuk tidak mencolok saya bilang ke istri saya bahwa kasihan mereka kalau tidak dibantu. Waktu itu hari Sabtu saya akan mengangkat barang yang masih ada dari rumah lama ke rumah baru. Moa dan anaknya serta pembantunya memang sudah tinggal dirumah baru mereka. Setelah barang-barang saya masukin ke dalam mobil saya segera bergerak ke rumah ipar saya yang baru.  bandarq online 

Waktu saya tiba Moa yang mengenakan daster sedang membenahi lemari pakaian mereka di kamar sementara anaknya sedang di temani pembantu di halaman belakang. Setelah barang saya turunkan, saya coba untuk berlama-lama di rumah itu dengan ikut membenahi barang-barang. Waktu itu saya membersihkan kipas angin yang sudah kotor dan tidak ada salahnya saya bersihkan. Setelah saya bersihkan debu-debu yang ada dikipas angin maka saya pikir lebih bersih lagi kalau dicuci. Saya memanggil Moa dari arah pantry (karena ada pintu yang langsung kekamar mandi yang terdapat dalam kamar ipar saya, kamar mereka cukup luas dan ada kamar mandi didalamnya serta dari kamar mandi bisa langsung ke pantry) untuk menanyakan kepada Moa dimana saya bisa menyiram tutup kipas angin dengan air keran yang ada selangnya. Moa menyuruh saya membersihkan di kamar mandi dengan menggunakan shower. Saya membersihkan kipas angin sambil terus berpikir bagaimana caranya saya bisa menikmati tubuh ipar saya yang seksi ini.
Akhirnya saya dapat ide, saya akan berpura-pura jatuh karena lantai kamar mandi yang licin karena kena cipratan dari shower. Setelah saya selesai, akhirnya saya pura-pura jatuh dan menghempaskan kaki saya ke lantai sehingga menimbulkan bunyi jatuh. Saya kemudian merintih kesakitan dan minta tolong, dengan harapan didengan Moa. Dengan tergopoh-gopoh Moa datang menghampiriku yang terduduk di kamar mandi.

“Kenapa Dri,” tanya Moa kepadaku dengan cemas.
“Aduh.. Moa, sakit nih, aku kepeleset,” kataku sambil memegang pantatku seolah-olah kesakitan karena jatuh.
“Mana yang sakit” kata Moa kemudian.
“Ayo coba berdiri, Dri” kata Moa sembari membantuku berdiri dengan setengah memelukku.
Akhirnya aku berdiri dengan dibantu oleh Moa dan sewaktu dia membopongku masuk ke kamarnya kurasakan payudaranya yang montok sesak di tangan kananku. Kemudiaan Moa membaringkan aku ditempat tidurnya untuk dapat mengobatiku. Akhirnya dengan susah payah Moa membaringkanku di tempat tidurnya. Namun karena dengan setengah memelukku akhirnya Moa ikut terjatuh juga ketempat tidurnya dengan posisi menindihku, sehingga kurasakan tubuh seksinya diatasku dan muka kami saling berhadapan dengan sangat dekat sekali bahkan hembusan napasnya terasa hangat dimukaku.

Moa langsung malu melihat posisi kami itu dan tanpa membuang waktu aku memeluk Moa sambil mengusap rambut panjangnya. Moa pun terbuai dengan perlakuanku itu dan segera kudekatkan bibirku ke bibitnya yang terbuka merekah. Aku melumat bibirnya dengan lembut dan ternyata Moa membalasnya pula. Sambil melumat bibirnya aku meremas pantatnya yang montok dan nafasnya kelihatan semakin memburu. Namun tiba-tiba Moa tersadar dan seolah menarik dirinya dariku tetapi agak kutahan tarikan tubuhnya.

“Andri, kita tidak boleh melakukan ini” Moa berkata kepadaku.
“Mo, sudah lama aku menantikan saat-saat begini” kataku kepadanya.
“Dari dulu aku sudah tertarik sama kau dan aku selalu memikirkan kau” sahutku kepadanya sambil terus memeluknya.
“Kau pasti kesepian ditinggal suamimu.., aku akan memuaskan kau.. Mo..” Kataku kemudian.
Moa hanya terdiam saja mendengar perkataanku, Ia kelihatan bimbang dan ragu. Sambil membelai lembut aku kemudian mencium bibirnya lagi dan kami kembali bergumul.
“Oh.. Andri.. Beri aku kepuasan..” kata Moa kepadaku.
“Tentu.. Sayang.. Aku akan memuaskan kau..” sahutku.
Kami berguling-guling saling pagut dan aku meremas payudaranya dengan bernafsu sekali.
“Tunggu dulu sayang..” Moa berkata kepadaku sambil melepaskan dirinya dan merapikan daster dan rambutnya yang sudah acak-acakan.
“Kenapa Mo..” sahutku kemudian
“Miko dan Ipah ada di belakang, ntar aku suruh dulu mereka pergi ke minimarket” imbuh Moa mengingatkan anak dan pembantunya yang bermain di halaman belakang.
Kemudian Moa pergi menyuruh mereka pergi membeli sesuatu di minimarket supaya kami bisa melanjutkan hasrat birahi kami yang sudah tidak tertahankan. Setelah mengunci pintu rumah Moa segera kembali ke kamar dan aku sudah siap menunggunya.
“Sudah pergi mereka sayang..?” kataku dan tanpa menjawab Moa segera menyumpal mulutku dengan mulutnya. Kami saling mencumbu dan saling meremas.


Segera aku menarik ke atas daster yang dikenakannya dan tampaklah tubuh seksi dan menggairahkan yang benar-benar sempurna. Kulepas pengait BH nya dan benar-benar takjub aku menyaksikan payudaranya dan munjung dan montok dengan puting yang coklat dan bulu-bulu halus disekelilingnya. Aaku tidurkan Ia ditempat tidur dan segera saja aku menerkamnya. Ku melumat puting kanannya dan tangan kananku meremas payudaranya yang kiri.
Sementara tangannya meremas ramburku dan mengusap-usap punggungku. Bergantian aku mengulum dan menjilat puting kiri dan kanannya, terus jilatanku turun keperutnya yang rata walaupun sudah punya anak satu. Kelihatan sekali Moa sudah sangat bernafsu karena celana dalamnya sudah basah dari luar. Aku turunkan celana dalamnya dengan bantuannya mengangkat pantatnya. Tampaklah pemandangan yang luar biasa yang belum pernah aku saksikan. vagina yang indah dengan bulu yang sangat lebat hampir sampai ke pusarnya dan menutup lubang memiawnya. Memang Moa termasuk yang mempunyai bulu banyak, tangan dan kakinya mempunyai bulu yang banyak namun tetap seksi, inilah salah satu yang membuat aku sangat menginginkannya.

Aku segera menjilati dan melahap memiawnya, klitorisnya aku gigit kecil dengan gemas.
“Oh.. Dri.. Enak banget sayang, kau tahu membuatku enak” Moa mulai merintih.
“Terus.. Sayang.. Akh.. Aku hampir tidak kuat..” erang Moa.
Aku menyibakkan bulu memiawnya dan terus menjilati memiawnya dan sesekali aku masukkan lidahku ke dalam memiawnya dan kugoyang-goyangkan sehingga Moa semakin merintih keenakan. Namun aku ingin membuat Moa penasaran dan segera menghentikan aksiku. Kemudian aku berdiri dan segera melepaskan baju dan celanaku. Kulihat Moa begitu penasaran melihat aku membuka pakaianku. Begitu aku menurunkan celanaku, tampak matanya terbelalak melihat celana dalamku, karena kontolku yang sudah tegang sekali sehingga sampai keluar dari CD-ku. Kulepas celana dalamku dan tampaklah kontolku mengacung dengan tegang dan keras.
Aku kemudian menghampiri Moa dan menciumnya, Moa segera menangkap kontolku, rupanya Ia sudah tidak sabar lagi untuk memegang kontolku.
“Akh.. Andri.. Besar banget kontolmu sayang.., aku suka sekali..” imbuh Moa kepadaku.
“Ayo dong sayang.. Masukin kontolmu.. Ngentotin memiaw ku .. Please.. Aku sudah nggak tahan..” Moa berkata kepadaku dengan tidak sabar lagi, rupanya kesepiannya selama ini membuat Dia tidak tahan lagi.
Akupun segera memasukkan kontolku ke memiawnya dengan diarahkan oleh tangannya. Segera aku tekan kontolku dan masuk ke memiawnya, terasa sempit juga memiawnya.. Dan bless.. Amblaslah kontolku ke dalam memiawnya.
“Oh.. Oh.. Sayang..” desah Moa.
“Moa, memiawmu enak sekali” imbuhku.
“Dri.. Goyang terus sayang.. entotin terus” erangnya.
“Akh.. Ohh.. Kamu hebat sayang..” hanya itu yang keluar dari mulut kami Moa sangat pintar memainkan pantatnya, diangkat.. diputar.. bergantian. Hampir 30 menit kami mengentot sampai akhirnya sudah hampir puncaknya.
“Dri.., aku mau keluar.. Mau puas..” teriak Moa.
“Genjot terus sayang.. Akh.. Akhh..” desah Moa.
Crop.. Crop.. Kecrop.. bunyi persetubuhan kontolku dan memiaw Moa yang sudah becek.
“Aku juga sudah hampir keluar.. Moa..” imbuhku.
Kugenjot terus memiaw Moa sementara kakinya menjepitkan pinggangku. Pinggulnya dinaikkan. Tampaknya dia akan orgasme. Genjotan penisku kutingkatkan.
“Ooo.. Ahh.. Hmm.. Ssshh.. Aku keluarr..” erangnya dengan tubuh menggelinjang menahan puncak kenikmatan yang diperolehnya.
Kurasakan air maninya yang hangat membasahi kontolku didalam memiawnya. Akupun sudah tidak tahan lagi untuk mencapai puncak kenikmatan.
“Moa.. Aku juga mau keluarr.. Keluarin dimana sayang..” kataku kepada Moa.
“Di dalam aja.. Yang paling dalam.. Ugh..” sahut Moa.
Crett.. Crett.. Crett.. Crett.. akhirnya spermaku keluar dengan derasnya sampai-sampai memiawnya tidak cukup menampung air kenikmatanku, tampak spermaku keluar dari memiawnya. 
Akhirnya tubuhku roboh menindih tubuh Moa sambil berpelukan sementara kontolku masih di dalam memiawnya menumpahkan sisa spermaku.
“Moa.. Kau puas sayang..?” kataku kepada Moa sambil kukecup lembut bibirnya.
“Puas sekali sayang.. Belum pernah aku sepuas ini.. Apalagi sudah 4 bulan aku sudah tidak ngentot..” katanya.
“Aku akan selalu memuaskanmu dalam kesepianmu..” kataku
“Kenapa kita tidak dari dulu bisa merasakan kenikmatan ini” desahnya kepadaku.
“Iya.. sayang.. Tapi hari ini aku bahagia sekali..” sahutku sambil memeluk dan mencium bibirnya yang basah.  jaguarqq
“Ayo.. cepat bangun, sebentar lagi Miko dan Ipah pulang..” sergah Moa sembari berdiri dan menarikku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Mulai hari itu aku dan Moa selalu membuat janji untuk dapat mengulangi kembali persetubuhan kami yang nikmat. 
Aku dan Moa selalu bersikap biasa diantara ipar maupun istriku. Kadang kami bertemu ditempat yang telah kami tentukan bahkan kadang Moa membawa anak dan pembantunya ke rumah kakaknya kemudian Ia kembali kerumah sambil menjemput aku terlebih dahulu untuk melewatkan nafsu kami yang sudah memuncak. 
Kejadian ini terus berlangsung sampai sekarang.


JaguarQQ
Akibat Terlalu Lama Kesepian Akibat Terlalu Lama Kesepian Reviewed by AngelinaV on Juli 26, 2020 Rating: 5

Pilih yang Mana Aku Bingung

Juli 25, 2020
JaguarQQ


Arsyilla adalah pacarku dulu, dia termasuk wania yang manis seksi dengan kulit putih mulus, payudaranya lumayan besar, saat kita pacaran kita belum pernah melakukan bersenggama, biasanya jika aku jalan sama dia jika tidak bisa menahan nafsu aku akhirnya hanya ora, Arsyilla dirumah mempunyai 2 adek perempuan yang manis dengan kakaknya, namanya Nenzi dia mempunyai payudara yang lebih besar ketimbang Arsyilla.
Menurut kakaknya, ukurannya 36B. Inilah yang selalu menjadi perhatianku kalau aku sedang ngapel ke rumah Arsyilla. Payudaranya yang berayun-ayun kalau sedang berjalan, membuat penisku berdiri tegak karena membayangkan betapa enaknya memegang payudaranya.
Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 2 SMP. Namanya Moa. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudaranya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat. Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual.

Pada suatu hari, saat di rumah Arsyilla sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Arsyilla mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya.
Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Arsyilla. Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Arsyilla menyodorkan sebuah VCD porno. “Hei, dapat darimana sayang?” tanyaku sedikit terkejut. “Dari teman.  bandarq online 
Tadi dia titip ke Arsyilla karena takut ketahuan ibunya”, katanya sambil duduk di pangkuanku. “Nonton ini aja ya sayang.
Arsyilla kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya?” pintanya sedikit memaksa.
“Oke, terserah kamu”, jawabku sambil menyalakan TV.
Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Arsyilla yang duduk di pangkuanku. Arsyilla pun memandang ke arahku sambil tersenyum.
Rupanya dia juga merasakan. “Ehm, kamu udah terangsang ya sayang?” tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu.

Jari-jemari Arsyilla yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras. Lalu beberapa saat kemudian, tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. 
Segera saja Arsyilla kugendong menuju kamarnya.
Di kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal. Kuganti posisi.
Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dengan lembut.
“Aahh… ahh… sa.. sayang, Arsyilla udah nggak kuat… emh… ahh… Arsyilla udah mau keluar… aackh… ahh… ahh!” Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. 
Setelah itu, kudekatkan penisku ke arah mulutnya.
Tangan Arsyilla meremas batangku sambil mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku sambil sesekali mengulumnya. 
Setelah puas bermain dengan buah pelirku, Arsyilla mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.
Mulutnya yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali. Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Arsyilla memainkan puting susuku. Sehingga membuatku hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan.
Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu.
Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Arsyilla terkejut bukan main. Ternyata yang datang adalah kedua adiknya. 
Keduanya spontan berteriak kaget. “Kak Arsyilla, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama?” teriak Moa.
Sedangkan Nenzi  hanya menunduk malu. Aku dan Arsyilla saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Moa. Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Moa berteriak tertahan sambil menutup matanya.
“Iih… Kakak!” jeritnya. “Itunya berdiri!” katanya lagi sambil menunjuk penisku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, “Moa, Kakak sama Kak Arsyilla kan nggak ngapa-ngapain.
Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya… kayak begini ini. Nanti kalo Moa dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Moa udah bisa apa belum?” tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus.
Moa menggeleng perlahan. “Mau nggak Kakak ajarin?” tanyaku lagi. Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat.
“Mmh, Moa malu ah Kak”, desahnya.
“Kenapa musti malu? Moa suka nggak sama Kakak?” kataku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus.
“Ahh, i.. iya. Moa udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Arsyilla”, jawabnya sambil memejamkan mata.
Tampaknya Moa menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Moa, aku beralih ke Nenzi.
“Kalo Nenzi gimana? Suka nggak ama Kakak?” Nenzi mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk. “Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi”, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur. Nenzi duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku.


Pertamanya sih dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Nenzi mau juga. Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Nenzi tampaknya sangat menikmati tugasnya itu.
Sementara Nenzi sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Moa. “Moa, bajunya Kakak buka ya?” pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya. Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya.
Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah. Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Moa pun kemudian melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud membuka BH-nya.
Tapi segera ditepiskannya tanganku. “Jangan Kak, malu. Dada Moa kan kecil”, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca.
Sementara aku ada di belakangnya. “Dibuka dulu ya!” kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya. Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu.
“Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus. Lagian kamu kan emang masih kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga”, kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan pantatnya.
Moa mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku. Tangannya terkulai lemas. Hanya nafasnya saja yang kudengar makin memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya.
Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya. Kulebarkan kakinya agar mudah menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat klitorisnya. Sementara Nenzi kusuruh untuk meremas-remas payudaranya adiknya itu.

“Aahh… ach… ge… geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh… aahh… ahh.” Setelah puas dengan vagina Moa. Aku menarik Nenzi menjauh sedikit dari tempat tidur. Arsyilla kusuruh meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Arsyilla menyuruh Moa menjilati vaginanya. Sementara itu, aku mulai mencumbu Nenzi.
Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu segera kubuka BH-nya. Sehingga payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan mukaku.
“Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen”, godaku sambil meremas-remas payudaranya dan mengulum putingnya yang besar. Sedangkan Nenzi hanya tersenyum malu.
“Ahh, ah Kakak, bisa aja”, katanya sambil tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau penisku. Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya.
Sambil mendesah keenakan, tangannya mengocok penisku. Karena kurasakan air maniku hampir saja muncrat, segera kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada Arsyilla.
Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Arsyilla, sehingga membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya.
Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Nenzi mengangkang lebih lebar lagi agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua pahanya yang putih mulus dan padat.
Nyaman sekali pikirku. “aahh, Kak… Nenzi mau pipiss…” erangnya sambil meremas pundakku. “Keluarin aja. Jangan ditahan”, kataku. Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur oleh pipisnya.
Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat. Setelah selesai, kuajak Nenzi kembali ke tempat tidur. Kulihat Arsyilla dan Moa sedang asyik berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-masing.
Sementara di sprei terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi. Karena Arsyilla adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Arsyilla nungging.

“Sayang, Arsyilla udah lama nunggu saat-saat ini”, katanya sambil mengambil posisi nungging. Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan mesra. Tanpa berlama-lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka. Lalu mulai kumasukkan sedikit demi sedikit.
Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan. Dengan hentakan, kutekan penisku agar lebih masuk ke dalam. “Aachk! Sayang, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Arsyilla mengerang tetapi aku tak peduli. Penisku terus kuhunjamkan.
Sehingga akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya. Kuistirahatkan penisku sebentar. Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut. Membuatku ingin beraksi lagi. Kumulai lagi kocokan penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak.
Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Makin kupercepat kocokanku. Tiba-tiba tubuh Arsyilla menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras.
Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh air hangat. Rupanya Arsyilla sudah ejakulasi. Kucabut penisku dari vaginanya. Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya.
“Kok ada darahnya sayang?” tanya Arsyilla terkejut ketika melihat ke vaginanya. “Kan baru pertama kali”, balas Arsyilla mesra. “Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang?” kataku menenangkannya sambil mengeluskan penisku ke mulut Nenzi.
Arsyilla cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Nenzi. Sambil mengambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan penisku di antara belahan payudaranya. Kemudian kudekatkan kedua payudaranya sehingga menjepit penisku.
Begitu penisku terjepit oleh payudaranya, kurasakan kehangatan. “Ooh… Nenzi, hangat sekali. Seperti vagina”, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku. Nenzi tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah desahan kenikmatan.

Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan ke mulut bawahnya. “Dimasukin sekarang ya?” kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir kewanitaannya. Kusuruh Nenzi lebih mengangkang.
Kupegang penisku dan kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya. Dibanding Arsyilla, vagina Nenzi lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki.
Sama seperti kakaknya, Nenzi sempat mengerang kesakitan. Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannnya. Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan saat itu. Kupercepat kocokanku.
“Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Nenzi udah mau ke… keluar.” Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku.
“Aahh… Kak… Nenzi keluar! mmh… aahh… ahh…” Segera kucabut penisku. Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak. “Nenzi, nikmat khan?” tanyaku sambil menyuruh Moa mendekat.
“Enak sekali Kak. Nenzi belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Nenzi ngerasain lagi?” tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Nenzi pindah mendekati Arsyilla.
Yang kemudian disambut dengan ciuman mesra oleh Arsyilla. “Nah, sekarang giliran kamu”, kataku sambil merangkul pundak Moa. Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya.
Bisa kudengar jantungnya berdegup dengan keras. “Moa jangan tegang ya. Rileks aja”, bujukku sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah. Moa cuma mengangguk lemah. Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Moa agar duduk di atasku.
Setelah itu kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku. Beberapa saat kemudian, “Kak… aahh… ada yang… mau… keluar dari memek Moa… aahh… ahh”, erangnya sambil menggeliat-geliat. “Jangan ditahan Moa.
Keluarin aja”, kataku sambil meringis kesakitan. Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya mengalir cairan hangat. “Aahh… aachk… nikmat sekali Kak… nikmat…” jerit Moa dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri.  jaguarqq

Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya. Kubuka vaginanya dengan jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit.
Vaginanya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit. Moa mengerang menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil kutembus. Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga akhirnya penisku masuk semua ke vaginanya.
Hentakan yang cukup keras tadi membuat Moa menjerit kesakitan. Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut. Setelah Moa merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya.
Lama-kelamaan Moa mulai menikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang semakin basah. Kubimbing tubuhnya agar naik turun.

“Aahh… aahh… aachk… Kak… Moa… mau keluar… lagi”, katanya sambil terengah-engah. Selesai berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua kakaknya. Begitu selesai ejakulasi, Moa terkulai lemas dan memelukku.
Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dengan mesra. Setelah kududukkan Moa di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar mendekat. Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga.
Kukocok penisku dengan tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air mani yang sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya, crooottt… croott… creet… creet! Air maniku memancar banyak sekali.
Membasahi wajah kakak beradik itu. Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian.
Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Moa di kananku, Nenzi di samping kiriku, sedangkan Arsyilla tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku. Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian.
Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula semuanya.


JaguarQQ
Pilih yang Mana Aku Bingung Pilih yang Mana Aku Bingung Reviewed by AngelinaV on Juli 25, 2020 Rating: 5
Jaguarqq
Diberdayakan oleh Blogger.